Friday 20 March 2015

Analisis Game DreadOut Act 2

Kelas : 3IA04
Nama :  Bima Sakti Nugeraha (51412466)
             Nandang Syaefullah  (55412243)
             Ibnu Umar (53412532)
             Firmansyah (52412988)
             Gumilang jati Putro (53412201)



     Seperti Act 1, DreadOut Act 2 memberikan sebuah pengalaman horor yang sangat Indonesia dan mencekam. Setiap desain level yang diperlihatkan serasa memberikan getaran mistis dan terasa lebih berani bereksperimen dibanding bagian pertamanya. DreadOut Act 2 kali ini tidak hanya menunjukkan level dalam ruangan saja, tapi kamu juga akan menemukan di luar ruangan. Hal ini juga menyebabkan Act 2 dari DreadOut memiliki atmosfer yang lebih berkesan karena akan benar-benar merasa ada di beberapa tempat yang berbeda.

Secara umum, dengan perubahan yang seperti demikian, Act 2 dari DreadOut membuat game horor ini terasa lebih luas dan sekaligus memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai dunia dalam game tersebut. Tambahan hantu yang akan mengisi Ghostpedia juga akan semakin membuat permainan mencekam. Beberapa hantu yang diambil langsung dari mitos dan legenda Indonesia membuat game ini terasa familier begitu dimainkan.
Beberapa momen dalam game ini juga sangat membuat bulu kuduk merinding. Ini disebabkan dialog yang cukup “mengganggu”, sudut pandang kamera yang mungkin akan membuat beberapa orang malas bermain (karena seram), serta penampilan karakter yang dibuat sangat tidak manusiawi. Selain itu ada pula beberapa hal menarik seperti detail-detail kecil yang membuat game ini terasa mengambil referensi dari berbagai hal yang kita sudah ketahui sebagai orang Indonesia.
Keseluruhan DreadOut Act 2 memiliki gaya permainan yang sama persis dengan Act pertamanya. Kamu akan dipersenjatai dengan kamera smartphone yang bisa digunakan untuk mengusir hantu yang bergentayangan di sekitarmu. Perbedaannya, kali ini kamu nantinya juga akan bisa menggunakan kamera SLR yang memiliki fungsi zoom. Sangat berguna untuk ‘menembak’ hantu dari jarak jauh. Kamera tersebut memang memberikan variasi, namun gameplay masih tetap sama secara keseluruhan.
Satu hal yang membuat saya tidak nyaman ketika memainkan game ini adalah kontrol kamera yang sangat kaku. Pergerakan kamera entah dari yang memperlihatkan karakter hingga yang memperlihatkan apa yang ada di depan lensa kamera smartphone masih belum terasa enak untuk digunakan.
Teka-teki tetap akan kamu temui dalam Act 2 dan seringkali masih membingungkan. Meskipun demikian, teka-teki yang disediakan masih bisa dimengerti bila kamu mau untuk sedikit mengeksplorasi daerah yang tersedia dalam game ini. Selain itu, beberapa hantu yang kamu hadapi juga memiliki porsi teka-tekinya sendiri karena kamu harus mencari cara tertentu untuk mengalahkan hantu tersebut. Namun bagi pemain baru, saya rasa kamu akan merasa cukup frustrasi di bagian teka-teki karena petunjuk sangat sulit untuk ditemukan.
     Di luar semua hal yang sudah kamu temui, kamu akan menemukan beberapa playable yang membuat Act 2 terasa berbeda dibanding Act pertamanya. Sayang beberapa playable cutscene ini tidak didukung kualitas efek suara yang baik. Kualitas animasi juga kadang tidak konsisten yang membuat pengalaman yang seharusnya seram malah menjadi lucu. Tapi secara keseluruhan, ada sedikit perkembangan yang baik dibanding Act pertama dari DreadOut.
DreadOut Act 2 terasa belum dioptimisasi dengan baik. Di awal permainan, lag akan sangat terasa serta kualitas tekstur dan model masih terasa kasar, sama seperti Act sebelumnya. Padahal secara konsep visual, DreadOut memiliki kualitas yang sangat baik, terutama untuk Act 2. Konsep yang tidak didukung dengan kemampuan teknis ini agaknya mengurangi kenikmatan jantung yang berdegup ketika hantu mulai datang menghampirimu.
Selain hantu, bug juga merupakan hal lain yang akan menghampirimu. Beberapa kali saya menemukan bug yang membuat game menjadi lucu seperti kamera yang dipegang Linda menjadi melayang. Hal ini pastinya tidak disengaja, namun saya masih menyayangkan hal tersebut terjadi.



Trailer:

Referensi:

No comments:

Post a Comment